Flu Singapura: gejala dan cara mengatasinya
Apakah Flu Singapura?
Flu Singapura adalah penyakit berjangkit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae (bahasa Spayol Pico:kecil), Genus Enterovirus (non polio Dalam dunia kedokteran, Flu Singapura dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit kaki, tangan dan mulut (KTM). Di dalam Genus Enterovirus terdiri dari virus Coxsackie A, virus Coxsackie B, Echovirus dan Enterovirus. Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit. (wikipedia).
Gejala Flu Singapura
Beberapa flu punya gejala yang sama terutama adanya demam diatas 38
derajat celcius. Demam pada anak yang terkena Flu Singapura tidak pernah
turun, dia akan panas terus menerus. Berbeda dengan demam berdarah,
yang demam atau suhu tubuhnya panas terutama pada malam hari. Ketika
pagi hingga sore panas atau demamnya reda. Ciri khas Flu Singapura
adalah 1-2 hari setelah demam akan muncul bintik merah seperti sariawan
digusi, sekitar mulut, dan radang tenggorokan. Hal inilah yang mebuat
anak menjadi tidak mau makan dan minum yang membuat anak cepat lelah dan
lemah. Setelah itu diikuti bintik merah berair ( seperti cacar air
namun cacar air biasanya putih) ditelapak tangan , telapak kaki, siku,
lutut, sekitar kemaluan. Cairan ini diusahakan jangan pecah karena akan
membuat area yang terkena bintik merah semakin banyak. Biasanya oleh
dokter akan diberi salep agar bintik merah ini tidak pecah.
Sebenarnya karena disebabkan oleh virus pada akhirnya akan sembuh
antara 7-10 hari. Namun bukan berarti anak dibiarkan. Pasalnya, akibat
anak tidak mau makan dan minum karena sekitar mulut mengalami sakit,
maka anak anak mengalami dehidrasi. Menurut dr. Ratra “komplikasi yang
umum terjadi dehidrasi karena didalam mulut terdapat banyak bintik yang
sakit serta radang tenggorokan. Anak akan mogok minum. Namun, jika
dibiarkan akan menyebabkan anak lemas dan tidak sadarkan diri.”
Cara Mengatasinya
Sementara komplikasi yang serius terjadi radang otak dan akan
menyebabkan kematian juga. Biasanya dokter akan memberikan obat untuk
mengatasi gejala yang timbul. Misalnya demam diberi obat penurun panas,
pad bintik merah (red spot) diberi salep, begitu juga bintik dimulut serta radang tenggorokan agar anak mau makan dan minum obat lagi .
Namun yang perlu diwaspadai, penularan yang sangat cepat penyakit
ini, terutama ketika anak sedang muncul bintik merah. Walaupun tidak
gatal, orangtua tetap waspada gara bintik ini tidak sampai pecah. Selain
bisa menular orang lain, cairan dari bintik merah ini bisa membuat
bintik yang lebih banyak didaerah tubuh penderita. Selain lewat cairan
didalam bintik merah, penularan bisa terjadi lewat air liur, bersin atau
batuk, air seni, dan feses (tinja). Sebaliknya jika ada anggota
keluarga yang terkena penyakit ini, sebisa mungkin diisolasikan jangan
berinteraksi dengan anak terutama dibawah usia 5 tahun.
Menurut dr. Ratna “sebaiknya peralatan makanan atau mainan jangan
dicampur dan langsung dibersihkan begitu terkena anak yang sedang
menderita Flu Singapura.”Sejak tertular, tidak langsung timbul gejala.
Namun akan muncul penyakit (inkubasi) sekitar 3-5 hari. Orang yang
merawat anak sakit Flu Singapura harus sering mencuci tangan dengan air
mengalir serta sabun agar tidak tertular.