Jika usia bayi Anda sekitar 4 bulan, bayi mulai terlihat mudah lapar dan beberapa bayi mungkin akan
terlihat tidak puas terhadap ASI. Mereka akan mudah rewel dan mulai
sering meminta ASI lebih banyak. Mungkin Anda akan berpikir, apakah bayi
saya sudah bisa merasakan lapar? Apakah bayi saya membutuhkan makanan
lebih banyak? Apakah ini saat yang tepat untuk memberi makanan padat
kepada bayi saya?
Mungkin teman-teman Anda menyarankan untuk memberikan makanan padat
yang lunak seperti buah-buahan dan bubur untuk bayi Anda. Bahkan
beberapa orang tua menyatakan bahwa bayi mereka terlihat tidur lebih
nyenyak ketika diberi makanan padat. Beberapa ibu yang menuruti nasihat
teman-temannya mulai memberikan makanan padat selain ASI kepada bayi
mereka di usia 4 bulan seperti bubur dan buah-buahan yang diblender agar bayi tidak merasa
kesulitan ketika menelan. Bahkan, beberapa ibu sudah berani memberikan bayi makanan seperti
tahu yang dihaluskan dengan kaldu ayam atau jus sayuran yang terdiri dari berbagai macam
sayuran yang sudah dimasak.
Akan tetapi, amankah memberi makanan bayi yang padat untuk usia 4 bulan?
WHO merekomendasikan kepada para ibu yang mempunyai bayi usia sekitar
4 bulan agar memberikan ASI daripada makanan padat. Dengan kata lain,
ASI tetap merupakan makanan utama sampai bayi berusia 6 bulan. Jika bayi
masih berusia di bawah 6 bulan, jangan diberi makanan padat terlebih
dahulu. Hal ini dikarenakan sistem pencernaan bayi yang belum sempurna.
Jika bayi mulai mengkonsumsi makanan padat sejak dia berusia 4 bulan,
dikhawatirkan bayi akan mengalami beberapa gangguan pencernaan seperti
kembung dan diare, bahkan risiko untuk mengalami reaksi alergi menjadi
lebih besar. Jika bayi bertambah usia nanti, kemungkinan bayi akan
menjadi susah makan dan mudah menolak makanan yang membuat dirinya tidak
nyaman. Pada beberapa kasus, kemungkinan bayi untuk mengalami obesitas
juga sangat besar. Bahkan kemungkinan untuk mendapat diabetes pada usia
dini juga besar.
Lantas mengapa bayi terkadang lebih mudah rewel pada usia-usia
sekitar 4 bulan?
Bayi rewel belum tentu lapar. Ada kemungkinan lain yang
menyebabkan bayi menjadi mudah rewel. Sebaiknya Anda jangan
terburu-buru memberikan makanan padat kepada bayi Anda meskipun dia
terlihat gamapang rewel dan mudah menangis.
Saat tepat bayi diberi makan
Di usia enam bulan, sistem pencernaan bayi
sudah siap untuk menerima makanan padat yang pertama. Inilah saatnya
ibu mengenalkan makanan lain selain ASI, agar tumbuh kembang bayi lebih optimal.
Beberapa hal yang menandakan bayi sudah bisa mendapatkan makanan padatnya, yaitu:
* Anak bisa menelan makanan.
* Anak mampu duduk tegak.
*
Anak bisa mengkoordinasikan mata, tangan, dan mulut dengan baik,
artinya anak bisa melihat makanan, mengambilnya, lalu memasukkannya ke
mulut.
Yang perlu diperhatikan dalam memberikan makanan padat pada bayi
- Makanan padat yang bisa diberikan pertama kali untuk
bayi, di antaranya buah dan sayuran yang dihaluskan, seperti kentang,
nasi, sereal, labu, pisang, melon, alpukat, wortel.
- Selama tiga
hari pertama kenalkan pada satu jenis makanan, misalnya pisang. Setelah
itu bisa ditambah satu jenis makanan lagi, hingga kemudian anak mengenal
beragam makanan. Ini bertujuan untuk mengetahui apakah apakah bayi alergi atau tidak saat
diberi makanan baru. Tanda-tanda alergi misalnya ia mengalami diare, muntah,
bersin-bersin, muncul ruam kemerahan di kulit, atau muka bengkak.
- Janganlah berpikir bahwa anak harus makan tiga kali sehari. Porsi nutrisi terbesar masih diperoleh dari ASI. Kenalkan makanan pada saat yang menyenangkan cukup sekali sehari dan cukup beberapa sendok saja.
- Tidak
menambahkan garam atau gula, apalagi penyedap, dan biarkan anak
berpengalamanan merasakan rasa asli makanan.
- Usia 8 bulan, anak mulai bisa diberi makan tiga kali sehari, dikombinasi antara makanan halus dan makanan cacah.
- Usia
12 bulan atau 1 tahun, anak sudah makan tiga kali sehari, dengan
makanan seperti anggota keluarga yang lain. Anak usia 12 bulan masih
bisa mendapatkan ASI atau susu, dan camilan sehat. Susu penuh lemak
masih diperlukan anak usia di bawah 2 tahun, untuk mendukung tumbuh
kembangnya.
^Semoga bermanfaat
baca juga:
memilih sayuran untuk bayi
mengatasi anak susah makan
menu makanan sehat
pemberian garam pada bayi
Anak merupakan nilai yang sangat berharga sekali bagi orang tua. Blog ini memberikan berbagai informasi seputar buah hati mengenai perkembangannya, makanan, cara merawat bayi, kesehatan, gizi, pertumbuhannya dll.
Wednesday 27 August 2014
Monday 25 August 2014
Belek pada bayi baru lahir, berbahayakah?
Belek pada bayi baru lahir
Tak perlu panik!! Jika Anda seorang ibu yang mempunyai bayi yang matanya belekan. Mata belekan pada bayi yang baru lahir merupakan hal yang wajar. Ini terjadi karena kelenjar air mata yang kerjanya belum sempurna, dimana katup air mata pada bayi masih tertutup pada saluran air mata yang menghubungkan air mata dengan rongga hidung. Sumbatan ini menyebabkan air mata yang diproduksi oleh kelenjar air mata di sekitar kelopak mata tidak dapat mengalir ke rongga hidung, sehingga menyebabkan genangan di saluran yang terhambat, dan kotoran mata atau belek akan menumpuk pada mata.
Berapa lama belek akan hilang?
Biasanya setelah dua bulan, kelenjar air mata bayi akan bekerja lebih sempurna, dan belekan akan berhenti dengan sendirinya.
· Perhatikan apakah belekan yang terjadi normal atau tidak. Jika kotoran hanya sedikit dan tidak membuat mata bayi menjadi lengket, berarti kondisinya masih normal. Anda cukup membersihkan matanya menggunakan kapas dan air hangat.
· Lakukan pembersihan dari bagian dalam ke arah luar mata.
· Jika kotoran cukup banyak sehingga menyebabkan matanya lengket, cobalah mengompres matanya dengan kapas yang dicelupkan ke air hangat.
· Waspadai infeksi jika terlihat tanda-tanda matanya kemerahan. Segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Atau, lakukan pijatan dari pangkal hidung bayi (tepi mata sebelah dalam) ke arah hidung (ke arah bawah) dengan gerakan berputar. Pastikan Anda melakukannya secara perlahan.
Tak perlu panik!! Jika Anda seorang ibu yang mempunyai bayi yang matanya belekan. Mata belekan pada bayi yang baru lahir merupakan hal yang wajar. Ini terjadi karena kelenjar air mata yang kerjanya belum sempurna, dimana katup air mata pada bayi masih tertutup pada saluran air mata yang menghubungkan air mata dengan rongga hidung. Sumbatan ini menyebabkan air mata yang diproduksi oleh kelenjar air mata di sekitar kelopak mata tidak dapat mengalir ke rongga hidung, sehingga menyebabkan genangan di saluran yang terhambat, dan kotoran mata atau belek akan menumpuk pada mata.
Berapa lama belek akan hilang?
Biasanya setelah dua bulan, kelenjar air mata bayi akan bekerja lebih sempurna, dan belekan akan berhenti dengan sendirinya.
Namun anda harus mewaspadai jika mata belekan
pada bayi baru lahir diiringi dengan gejala lainnya seperti mata
berwarna merah, bengkak, kedua kelopak mata lengket, atau belek berwarna
kuning kehijauan, dan pada kasus serangan bakteri tertentu tidak hanya
keluar belek, tetapi juga nanah. Jika ini yang terjadi, ada kemungkinan
terjadi infeksi selaput mata bayi Anda, yang didapat saat bayi keluar
dari jalan lahir. Penyebabnya dapat berupa iritasi kimia, bakteri,
klamidia, virus herpes simplek, atau bakteri patogen lainnya.
Yang perlu dilakukan:
· Perhatikan apakah belekan yang terjadi normal atau tidak. Jika kotoran hanya sedikit dan tidak membuat mata bayi menjadi lengket, berarti kondisinya masih normal. Anda cukup membersihkan matanya menggunakan kapas dan air hangat.
· Lakukan pembersihan dari bagian dalam ke arah luar mata.
· Jika kotoran cukup banyak sehingga menyebabkan matanya lengket, cobalah mengompres matanya dengan kapas yang dicelupkan ke air hangat.
· Waspadai infeksi jika terlihat tanda-tanda matanya kemerahan. Segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Atau, lakukan pijatan dari pangkal hidung bayi (tepi mata sebelah dalam) ke arah hidung (ke arah bawah) dengan gerakan berputar. Pastikan Anda melakukannya secara perlahan.
- Melakukan pemijatan untuk membantu ‘membuka’ saluran air mata yang
tersumbat. Perlu Anda tahu, saluran air mata ada di bagian dalam mata,
dekat dengan pangkal hidung. Langkah-langkahnya:
- Cuci tangan sebelum memijat pangkal hidung bayi.
- Upayakan jangan sampai kuku jari tangan Anda melukai kulit bayi yang masih rentan.
- Perhatikan pula, apakah kulit jari-jari tangan Anda tidak kasar. Sebab, kulit yang kasar bisa saja melukai bayi ketika Anda memijatnya.
- Pijatan biasanya dilakukan dengan menggerakkan ibu jari dari pangkal hidung bayi (tepi mata sebelah dalam) ke arah hidung (ke arah bawah). Atau, pijat dalam gerakan berputar-putar. Lakukan pijat hidung bayi ini 2 - 3 kali sehari.
- Jika merasa bahwa ibu jari Anda terlalu besar, gunakan jari lain untuk memijat bagian tersebut.
- Ketika memijat, ingat bahwa kulit maupun otot si kecil masih sangat tipis. Jadi, Anda tak perlu menekannya dengan kuat, tetapi cukup menggosok/mengusapnya perlahan-lahan.
- Ketelatenan Anda melakukan pemijatan ini setiap hari, sangat membantu upaya ‘mengeringkan’ genangan air mata yang mengganggu bayi.
Subscribe to:
Posts (Atom)