Wednesday 20 May 2015

Baby walker bayi



Baby walker bayi

Perkembangan pada anak merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan sistem neuromuskuler, bicara, emosi dan sosial. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya. Seorang anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.


Banyak alasan yang mendasari keinginan membeli baby walker. Umumnya ditujukan untuk melatih bayi menggunakan otot kaki. Ini kerap menjadi alasan utama. Dalam praktiknya banyak juga ibu menjadikan baby walker sebagai alternatif permainan untuk menyibukkan bayi saat ibu melakukan kegiatan lain, atau menjadi alat bantu yang membuat bayi merasa fun dan anteng saat diberi makan. Namun banyak juga orang tua yang membeli baby walker hanya karena lantaran ikut-ikutan tetangga atau teman.

Alasan lain orang tua yang menggunakan Baby walker untuk buah hati mereka adalah untuk memacu gerak motorik kasar dalam perkembangannya yakni supaya bayinya cepat jalan. Tetapi penggunaan baby walker ini tanpa disadari oleh orang tua sangat membahayakan bayinya itu sendiri. Baby walker terdiri dari kerangka keras beroda. Bayi dipegang dalam sling dengan meja mainan di depannya. Bayi bergerak dengan mendorong dari jari kaki. Bayi menegakkan jari kaki sambil bersandar pada meja. Penggunaan baby walker dikenal sejak akhir abad ke 17, dalam dua dekade terakhir terdapat peningkatan kecelakaan akibat baby walker. Penelitian sebelumnya diperkirakan 64% sampai 86% bayi-bayi menggunakan baby walker. .
 
Berbahaya atau amankah baby walker bayi?
Baby walker menjadikan bayi lebih tinggi, yang memungkinkan bayi mencapai barang-barang yang letaknya tinggi. Baby walker juga membuat bayi lebih mudah bergerak. Bayi dapat bergerak sepanjang ruangan dan dapat meraih benda-benda yang berbahaya, katakanlah pisau di atas meja atau kabel listrik di dinding atau bahkan jatuh dari tangga.
Sewaktu berada di baby walker, bayi menghadapi risiko:
  • • luka kepala/otak
  • • patah tulang
  • • luka bakar
Luka-luka bisa terjadi sewaktu:
  • Baby walker jatuh turun tangga
  • Baby walker terjungkil pada permukaan yang tidak rata
  • • bayi dapat mencapai alat penghangat atau tempat api
  • • bayi dapat mencapai lemari/laci yang berisi produk pencucian
  • • bayi dapat mencapai minuman panas, ceret mendidih, seterika
  • • bayi dapat mencapai ember atau baskom air
 Apakah baby walker membantu bayi agar lebih cepat berjalan ?
Tidak. Baby walker tidak menolong bayi untuk berjalan lebih cepat daripada bayi yang tidak memakai walker. Baby Walker justru mengurangi keinginan anak untuk berjalan, karena adanya alternatif yang lebih mudah, yaitu berkelana dengan Baby Walker tersebut. Baby Walker juga menguatkan otot yang salah. Kedua tungkai bawah memang diperkuat, tetapi tungkai atas (paha) dan pinggul tetap tidak terlatih. Padahal tungkai atas dan pinggul sangat penting untuk berjalan. Jadi pemakaian Baby Walker tidak bermanfaat untuk melatih anak berjalan.
Selain itu baby walker juga mengakibatkan bayi tidak dapat melihat kaki dan anak kakinya. Bayi tidak mempelajari cara untuk mengimbangkan tubuh. Bayi-bayi itu sering berdiri dengan ujung jari kaki, yang mungkin mengakibatkan otat yang tegang dan mengajar bayi untuk berjalan pada ujung jari kaki.

Manfaat belajar berdiri dan berjalan tanpa baby walker
1. Bayi belajar duduk dan belajar bergerak antara duduk dan merangkak.
2. Bayi dapat menjelajah lingkungannya dengan aman.
3. Bayi belajar bergerak dari duduk ke melutut pada kotak mainan atau kursi.
4. Dari melutut, bayi belajar menarik diri untuk berdiri.
5. Berdiri di kursi atau meja kopi menguatkan otot yang diperlukan untuk berjalan.
6. Bayi mempelajari keseimbangan dengan jatuh dan berdiri kembali dan melangkah keliling perabot.
7. Bayi dapat melihat kakinya. Penglihatan adalah penting dalam belajar bergerak.

Karena itu sebaiknya  baby walker dilarang digunakan  pada bayi-bayi yang baru belajar berjalan dan kalaupun terpaksa digunakan harus mendapat pengawasan yang ketat dari orang tua. Semua orang tua memerlukan waktu untuk membiarkan bayi bermain sejenak sewaktu melakukan tugas rumah. Inilah sebabnya baby walker sering digunakan.

Perlu diingat oleh orang tua bahwa baby walker bukan penjaga bayi. Sewaktu bayi berada dalam baby walker, masih harus tetap diperhatikan. Bermain di lantai adalah posisi yang jauh lebih aman daripada duduk dalam baby walker. Biarkan bayi Anda bermain di lantai lebih lama sampai ia menikmati bermain dengan berbaring pada perut.
Semoga bermanfaat

Tuesday 14 April 2015

cacar air pada anak dan balita

Gejala, pengobatan, danm pencegahan cacar air pada anak dan balita



Penyakit cacar air adalah penyakit yang menular. Umumnya, penyakit cacar air pada anak disebabkan tertular oleh anak yang lain. Anak-anak memang sangat rentan terkena cacar air karena anak-anak memiliki kekebalan tubuh yang belum sempurna. 

Virus cacar air paling mudah menular pada 1-2 hari sebelum ruam muncul hingga seminggu ke depan, ketika bintil-bintil telah mengering dan menjadi koreng.

Selain dapat menyerang anak-anak usia sekolah penyakit ini juga bisa menyerang balita. Penyakit cacar air pada balita dapat dicegah dengan cara imunisasi. Sekarang ini balita dapat mendapatkan imunisasi cacar dengan mudah karena semua Puskesmas sudah memiliki vaksin cacar.

Adapun gejala yang biasanya terjadi pada anak anda yang akan terkena cacar yaitu flu ringan, demam, sakit kepala, mual, sakit dan nyeri, kehilangan nafsu makan. Beberapa hari kemudian, ruam cacar akan muncul. Dimulai dengan bintik-bintik merah kecil yang berkembang. Bintik bintik merah akan muncul terlebih dahulu di wajah anak Anda. Bintik-bintik akan menyebar ke dada dan perut, dan kemudian ke bagian tubuh lainnya. Perkembangan bintik-bintik mungkin akan muncul pada kulit kepala, tenggorokan dan sekitar alat kelaminannya.

Bagi anak anda yang terkena cacar air membutuhkan waktu antara 10 hingga 21 hari untuk sembuh dari cacar air.

Langkah yang harus dilakukan ketika anak atau balita terkena cacar air:

1.  Anda dapat memberikan anak Anda parasetamol untuk menurunkan suhu dan meredakan sakit dan nyeri, asalkan anak anda berada diusia lebih dari dua bulan. Anda dapat bertanya tentang dosis yang dianjurkan oleh dokter atau apoteker. Bagi anak anda yang alergi terhadap parasetamol maka pemberian ibuprofen dapat diberikan tentunya dengan dosis dan usia anak yang sesuai. Pemberian ibuprofen pada usia bayi yang masih muda dikhawatirkan akan mengganggu kesehatannya.
2.  Berikan Anak Anda banyak cairan untuk mencegah anak dari keadaan dehidrasi. Pemberian Asi bagi bayi yang masih menyusui sangat dibutuhkan untuk menjaga asupan nutrisi dan kekebalan tubuhnya.
3.  Untuk menenangkan bintik gatal bayi Anda, Anda dapat menggunakan lotion kalamin. Jika anak Anda berusia lebih dari satu tahun dan gatal-gatal yang sangat mengganggu di malam hari, dokter mungkin meresepkan antihistamin chlorphenamine. Ini juga memiliki efek menenangkan yang dapat membantu anak Anda tidur lebih mudah.
4.  Jaka kuku anak Anda untuk tetap pendek jika dia terus menggaruk bagian gatal-gatalnya . Ini akan membantu untuk mencegah bintik-bintik dari infeksi.
5.  Gunakan pakaian yang longgar, pakaian katun menjadi pilihan tepat untuk anak anda dalam mengurangi gatal dan terhindar dari keringat.
6.  Anda dapat menyediakan sabun anti septik untuk digunakan anak anda ketika mandi untuk mengurangi gatalnya
7.  Segera periksakan kembali ke dokter apabila anak anda mengalami bintil yang terinfeksi dengan kuman biasanya berwarna merah, mengalami bengkak dan juga terdapat nanah atau anak anda mengalami demam yang sangat tinggi, sakit kepala, muntah dan gatal yang tidak hilang hilang.

Saturday 7 February 2015

Manfaat tidur dalam keadaan gelap pada anak



Manfaat tidur dalam keadaan gelap bagi anak

Tidur dengan lampu menyala mungkin bisa membuat anak terjaga dan menghindarkan anak dari rasa takut. Namun, tidur dengan lampu menyala ternyata memiliki risiko kesehatan.

1. Hormon melatonin
Beberapa ahli biologi seperti Joan Robert mengemukakan bahwa saat tidur dalam keadaan lampu yang mati, tubuh akan menghasilkan hormon melatonin yang berfungsi sebagai penghasil kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Tetapi saat saat akan tidur pada malam hari dengan lampu menyala, maka tubuh tidak akan memproduksi hormone melatonin. 

2. Lebih cepat terlelap
Selain membantu tubuh untuk memproduksi hormon kekebalan tubuh, mematikan lampu saat malam hari juga akan membuat tidur lebih cepat terlelap, sehingga secara tidak langsung akan membuat tubuh lebih sehat dan segar saat bangun di pagi hari.

3. Mengurangi lemak
Manfaat lain dari mematikan lampu saat tidur ternyata dapat mengurangi lemak tubuh dan menghindarkan dari resiko obesitas (kegemukan).

4. Meningkatkan kinerja otak
Tidur lelap dalam gelap juga dapat meningkatkan kinerja otak dan secara tidak langsung serta dapat menghilangkan stress karena akan merelaksasikan pikiran saat berada dalam ruangan yang gelap.

Dari hasil penelitian tersebut bisa disimpulkan bahwa tidur dengan lampu menyala memang kurang baik bagi anak. Daripada anak mengalami gangguan tidur, depresi, dan kenaikan berat badan, lebih baik biasakan anak Anda tidur dengan lampu dimatikan.

Semoga bermanfaat