Sunday 29 April 2012

Masalah Gigi Pada Anak yang Sering Dijumpai


Hampir setiap anak sangat menyukai makanan manis dan repotnya kadang sulit untuk membujuknya menggosok gigi sehingga memicu masalah. Masalah gigi menjadi bagian yang hampir ditemui oleh sebagian besar anak, padahal perubahan gigi susu menjadi gigi permanen juga terjadi pada anak-anak yang nantinya bisa mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut saat dewasa.

Berikut ini adalah beberapa masalah gigi yang sering dijumpai dan terjadi pada anak-anak, yaitu :

Karies gigi
Karies atau gigi bolong disebabkan oleh adanya akumulasi plak pada gigi. Plak ini bersifat lengket serta dibentuk dari kombinasi antara bakteri dan asam yang dilepaskan saat mencerna gula dan makanan lainnya.

Penyakit infeksi gusi
Infeksi gusi atau disebut dengan periodontitis yang dimulai dari pembentukan plak. Infeksi yang diakibatkan oleh bakteri akan menyebabkan peradangan pada gingiva. Jika masalah diabaikan akan membentuk kesenjangan antara gusi dan gigi yang akhirnya menyerang jaringan gusi.

Gigi keropos
Gigi keropos biasanya disebabkan oleh erosi asam akibat minuman manis atau berkarbonasi yang dapat mengikis enamel. Meski gigi memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri, tapi jika asam terlalu banyak bisa membuat gigi menjadi lebih tipis.

Bayi yang mengisap jempol mungkin terlihat lucu tapi bisa menyebabkan masalah gigi nantinya. Mengisap jempol yang berkepanjangan mengakibatkan gigi mengalami misaligned dan menonjol, yang nantinya membuat rahang atas dan bawah tidak normal.

Maloklusi
Maloklusi adalah kondisi gigi atas dan bawah yang tidak sejajar sehingga memberikan hasil gigitan yang buruk dan kesulitan bicara. Anak-anak lebih rentan mengembangkan penyakit ini karena memiliki rahang kecil sehingga membuat gigi tumbuh dengan tidak benar.


Pembusukan gigi atau dalam bahasa teknisnya disebut karies gigi dapat berdampak besar terhadap kepercayaan diri seorang anak dan menyebabkan masalah bagi gigi permanennya, karena gigi susu sangat penting dalam pengembangan gigi permanen. Gigi susu menyediakan ruang untuk gigi permanen, sehingga bila rusak maka gigi permanen dapat tumbuh tidak beraturan.

Sembilan tips berikut dapat mencegah pembusukan gigi pada anak-anak:
  1. Mulailah membersihkan gigi anak sejak gigi pertama tumbuh, biasanya pada umur 6 bulan. Pembersihan dilakukan setiap malam sebelum tidur. Semakin muda Anda memulai, semakin mudah untuk mengembangkan kebiasaan itu. Anda dapat menempatkan kepala anak Anda di pangkuan agar menyikat gigi lebih menyenangkan dan efektif.
    Bersihkan gusi dan gigi pertama bayi dengan kain kasa lembab atau sikat gigi kecil yang lembut. Untuk bayi dengan gigi lebih banyak, lumurkan sedikit pasta gigi anak-anak (sekitar sebutir beras) pada sikat gigi yang lembut.
  1. Jadwalkan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali. Jangan menunggu sampai gigi anak bermasalah. Pemeriksaan rutin membantu menjaga kesehatan mulut anak  Anda. Biarkan anak menjadi akrab dengan dokter gigi dan jangan menanamkan rasa takut padanya seperti sebagian orang tua yang sering mengancam anak-anak akan mencabut gigi mereka jika tidak menyikat gigi atau terlalu sering makan permen.
  1. Pastikan anak menyikat gigi secara teratur dua kali sehari. Mulailah mengajarkan menyikat gigi ketika anak Anda sudah cukup besar, biasanya pada usia 2 tahun. Untuk memberi contoh, biarkan anak Anda melihat Anda sedang menyikat gigi. Anak-anak adalah peniru luar biasa dan tidak ada yang lebih baik dari orang tua dalam mencontohkan cara menyikat gigi kepada anak.
  1. Siapkan makan siang anak Anda dengan makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran dan keju yang mengandung banyak kalsium dan rendah asam dan gula. Hindari makanan manis yang lengket dan mudah terjebak dalam gigi seperti kismis, dodol, karamel dan lolipop.
  1. Karena bakteri penyebab kerusakan gigi dapat menular, jangan memasukkan sendok dan garpu ke mulut anak Anda jika sudah Anda pakai. Usahakan masing-masing anak memiliki sikat gigi sendiri.
  1. Ketika berbelanja, pastikan untuk menyertakan beberapa sikat gigi baru dalam daftar Anda. Sikat gigi harus diganti setiap tiga bulan sekali. Pilih sikat gigi yang lembut dan kompak khusus untuk anak-anak.
  1. Cobalah untuk tidak menggunakan pasta gigi fluoride ketika anak masih kecil karena mereka mungkin menelan pasta gigi itu tanpa sengaja. Sering menelan pasta gigi yang mengandung fluoride dapat menyebabkan enamel fluorosis. Untuk anak yang lebih besar, pilih pasta gigi lembut dengan fluoride berkadar rendah sampai usia 7 tahun.
  1. Ganti gula dengan madu karena madu tidak kariogenik (menyebabkan karies gigi).
  2. Jangan memberikan susu, jus atau minuman manis saat anak akan tidur. Cairan itu akan terperangkap di bawah bibir atas anak dan dapat menyebabkan gigi depan atas mereka membusuk.

Sunday 1 April 2012

Stimulasi kecerdasan pada bayi


STIMULASI kecerdasan pada bayi, ternyata tidak hanya wajib kita lakukan setelah bayi lahir. Stimulasi kecerdasan pada bayi ternyata juga harus dilakukan pada saat usia kehamilan mencapai enam bulan. Karena pada saat itulah sel-sel otak mulai bertumbuh dengan cepat. Akan sangat baik bila stimulasi-stimulasi kecerdasan bayi dilakukan hingga usia bayi menginjak 3 tahun. Stimulasi sejak di dalam kandungan (usia kehamilan mencapai 6 bulan) bisa dilakukan dengan berbagai cara: 

1. Mengajak bicara
Jangan malu dan segan untuk meluangkan waktu buat buah hati anda dengan mengajak bicara. Bicaralah dengan suara lembut, supaya buah hati anda mengenal anda sebagai ibu yang penuh kasih sayang. Bila perlu, ajaklah buah hati anda untuk mengenal suara sang ayah, dengan meminta sang ayah berbicara dengan sang bayi dengan jarak yang berdekatan dengan perut anda.
 

Tips agar bayi tumbuh cerdas


 Setiap orang tua, tentunya sangat mendambakan memiliki buah hatiyang cerdas. Untuk itu perlu orang tua untuk menunjukkan, mengenalkan pada kegiatan membaca, bahasa, dan matematika sejak usia balita, karena akan membuat mereka lebih mudah menangkap pelajaran tersebut nantinya.

Berikut sejumlah cara yang bisa mendorong serta melatih mereka agar memiliki otak cerdas:

1. Mengajak bicara. Ceritakan tentang apa saja padanya. Yang jelas, anak jadi tahu, dia merupakan pusat perhatian Anda. Hal ini akan mendukungnya di dalam perkembangan pengetahuan bahasa dan pemikirannya.