Monday 18 February 2013

Manfaat diary untuk anak

Diary bukanlah hal yang aneh untuk anak di usia sekolah. Diary berfungsi sebagai catatan harian tentang kejadian yang dialami anak sehari-hari, serta menjadi media untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran anak mengenai sesuatu atau seseorang yang tidak dapat. diekspresikan melalui bahasa verbal. 
 
Menulis diary bisa menstimulasi tumbuh anak untuk membiasakan menulis dan dapat sekaligus mengembangkan kemampuan menulis pada diri anak. Tidak, ada salahnya jika orang tua mengarahkan dan memfasilitasinya. 

Pada usia sekitar 6 tahun, anak-anak biasanya sudah bersekolah dan bisa menulis, merangkai huruf dan kata-kata menjadi sebuah kalimat. Seiring pertambahan usia dan pengalaman di lingkungannya, kosa kata yang dimiliki anak pun akan bertambah. Memang tidak semua anak akan menunjukkan ketertarikan yang sama dan tidak bisa dipaksa. Akan tetapi, mengenalkan diary merupakan sebuah bentuk stimulus yang patut dicoba sebagai salah satu cara mengenali minat dan bakat anak. Dengan demikian, ada nilai manfaat dari diary untuk perkembangan anak.


Manfaat Diary untuk Anak
Manfaat diary untuk anak sebenarnya berkesinambungan dengan manfaat menulis yang berpengaruh terhadap faktor psikologis, stimulasi kecerdasan emosional, optimasi kecerdasan otak, pengembangan potensi diri dan kemampuan yang bersifat psikomotorik yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak.

Beberapa manfaat diary untuk anak:

Media untuk mengekspresikan diri.
Ekspresi anak-anak sangat natural. Berbagai kejadian, pengalaman dan perasaan bisa dicurahkan dalam diary. Suatu saat ia merasa marah dan sedih karena dijahili temannya atau dijauhi sahabatnya. Ia mungkin saja tidak bisa mengungkapkannya karena takut. Namun, melalui diary dia bisa mengungkapkan kebahagiaan, kekecewaan, kemarahan atau kesedihannya, dan mengkespresikan emosi negatifnya dengan menuliskan serangkaian kata atau kalimat yang mewakili perasaannya. Hal ini tentu bermanfaat untuk menjaga kestabilan emosinya karena paling tidak ia tidak memendam emosi negatif yang dapat menimbulkan penyakit. Dengan demikian, menulis diary secara tidak langsung membuat anak belajar jujur dengan dirinya dan menilai orang lain yang terlibat dalam pengalamannya, serta belajar dan berlatih mengelola emosi. 

Melatih motorik halus.
Kebiasaan menulis diary dapat meningkatkan kemampuan menulis anak. Bagi anak-anak di usia awal sekolah, hal ini tentu sangat bermanfaat untuk belajar membuat, memperbaiki dan menyempurnakan bentuk huruf atau kerapian dan keindahan tulisan. 

Melatih keterampilan menulis.
Mulanya, mungkin anak hanya bisa menuliskan beberapa kalimat pendek yang umumnya berbentuk cerita atau pengalamannya. Seiring dengan bertambahnya usia dan jenjang pendidikan, isi tulisan pun akan berkembang menjadi sebuah paragraf, sebuah artikel, sebuah cerita, tulisan kronologis atau sebuah biografi yang memerlukan berlembar-lembar kertas. Karena itu, menulis diary dapat dikatakan sebagai sebuah proses kreatif dan proses belajar yang berlanjut.

Mengasah bakat menulis dan meningkatkan minat menulis.
Semua anak mungkin bisa menulis, tetapi tidak semua anak berbakat menjadi penulis. Anak yang berbakat akan menghasilkan tulisan yang lebih baik. Dengan menulis diary, bakat dan kemampuan menulis anak sangat mungkin tergali dan terasah secara pesat, sehingga kita juga bisa mendorong minatnya untuk lebih fokus dan konsisten. Karena itu, dorongan orang tua untuk menumbuhkan minat menulis melalui diary merupakan upaya yang positif.

Sarana untuk mengungkapkan gagasan.
Tidak semua anak mampu mengungkapkan atau mengkomunikasikan pikiran dan gagasannya melalui bahasa verbal. Ada banyak anak yang merasa lebih mudah menuangkan ide-ide dan pemikirannya melalui tulisan. Kebiasaan menulis diary bisa menjadi sarana dan cara untuk menampung ide-ide tersebut yang mungkin bisa bermanfaat di suatu hari.

Mengasah imajinasi.
Anak kecil selalu punya imajinasi yang kadang kala sulit dipahami logika orang dewasa. Imajinasi anak merupakan bagian dari ide-idenya yang bermanfaat untuk perkembangan kecerdasan kreatifnya. Imajinasi tersebut muncul dan berkembang seiring perkembangan kemampuan verbalnya, serta proses meniru dari hal-hal yang didengar dan dilihatnya, seperti cerita atau tayangan televisi. Menulis bisa menjadi sarana untuk mencurahkan imajinasinya yang tidak bisa diungkapkannya dengan berbicara langsung. Sebenarnya, menulis dapat dikatakan sebuah proses imajinatif, terutama untuk tulisan-tulisan fiksi. Karena itu, menulis diary dapat mengasah imajinasi karena di buku itu, anak bebas mengekspresikan perasaan, gagasan dan pengalamannya. Dalam hal ini, orang tua tetap harus berperan proaktif untuk memantau dan mengembangkan imajinasi anak.

No comments:

Post a Comment